“AKU”
Aku yang keseharian disibukan dengan banyaknya pikiran imajinatif nan padat merambat merayapi tempurung kepalaku seolah ingin meleleh keluar melalui bola mata dan terwujud menjadi sebuah karya.
Hidup sebagai seorang yang lahir di tengah Desa semi kota, ingin menguasainya tanpa harus mendudukinya. Teknisi, itulah jabatan ku di usaha yang aku rintis sekarang. Ruang waktu kosong kusempatkan menjelajah dengan bogi motor kesayanganku untuk menyelamatkan berbagai benda dan sekaligus menambah volume ilmu yang ada di otak ku.
Mulai benda elektronika, kelistrikan, mesin sampai bangunan aku arungi demi mencapai kepuasan yang bergejolak di dalam raga seakan ingin berontak untuk menghajar segala benda yang masih belum benar.
hehehe.. dari membuat mesin waktu, video clip, sampai membangun studio rekaman kecil kecilan. Semua aku kerjakan. Tapi hanya satu yang sering aku kerjakan saat pikiran lagi mumet, yaitu diam.
Diah itu emas kebanyakan kata orang. Tapi diamku seolah menciptakan komputer super merumuskan berbagai masalah dari akar hingga klorofil untuk menemukan jawaban nya. Sampai pacarku sendiri mungkin kesal dengan tidakanku. Diamku memang membuat nyaman, tapi entah mengapa diamku juga membuatku tidak nyaman karena telah membuat seseorang merasa sedih dan kecewa.
Aku dan diamku masih belum menemukan jalan untuk bersuara dengan nyaman dan aman di ramainya desa semi kota yang ku tempati.
*perasaanku
cieh sapa yg sedih??
nb:
salah ketik ato emang mau ngetik gitu? coba cek lagi..
mkasie mirah 🙂
siipp.. uda ta bnerin 🙂
klorofil??
hehehe ia salah 🙂
jangan segan jika membutuhkan bantuan 🙂
yuppie diah.. 🙂
salam..
diam tidak selalu emas lho hehe
ia… saya stuju 🙂
diam yang produktif dong he he makasih Mas udah mau mampir ke rumah saya 🙂
iya.. diam dengan berpikir positif dan terus berkreatifitas..